Semua makhluk yang bernyawa pasti
membutuhkan air. Namun selain membawa dampak positip, air juga membawa dampak
negatif pula seperti banjir, longsor, termasuk juga tsunami. Kurang lebih 71 % muka
bumi terdapat air dalam bentuk padat (es), cair (air) dan gas (uap air). Jumlah
air di bumi secara keseluruhan relatif tetap dengan pembagian air asin, air
tawar, dan air tawar itu bisa tersimpan dalam tanah (air tanah) juga terbentuk
dalam es. Berjumlah relatif tetap di karenakan air secara terus menerus
bersirkulasi (siklus hidrologi). Pembagian air akan tercurah melalui penguapan,
kondensasi awan, lalu turunlah hujan dalam bentuk butiran air maupun bentuk
salju.
Namun di dengan bertambahnya umur bumi, terjadi beberapa fenomena alam terkait
dengan hujan. Beberapa diantaranya yaitu hujan katak, hujan ikan dan bahkan
hujan yang berwarna merah yang di yakini beberapa masyarakat sebagai hujan
darah.
Sekitar bulan Juni 2009 kemarin Jepang dikejutkan dengan adanya phenomena aneh
yang terjadi saat turun hujan. Bukan hanya air yang turun melainkan
diikuti hewan berbentuk seperti kodok. Hewan ini memiliki panjang dengan
diameter 5 cm berbentuk seperti berudu kodok. Hujan seperti kodok ini terjadi
di beberapa kota yaitu: Taiwa, Nakanoto, Asahi dan Kuki
Hujan ikan di Honduran Folklore,
terjadi di Departamento de Yoro antara bulan-bulan Mei dan Juli. Para saksi
menyatakan fenomena ini dimulai dengan munculnya awan hitam di langit yang
diikuti oleh petir, angin kuat, dan hujan lebat selama 2 hingga 3 jam. Saat
hujan berhenti itulah, ratusan ikan yang masih hidup dapat ditemukan di atas
tanah. Orang-orang akan mulai memungutinya dan memasaknya di rumah. Sejak 1998
festival yang diberi nama "Festival de la Lluvia de Peces” atau "Rain of Fish
Festival” dirayakan tiap tahunnya di kota Yoro, Departamento de Yoro, Honduras.
Hujan darah di daerah Kerala India,
terjadi pada 25 Juli 2001, hujan lebat dengan air berwarna merah menghujani
negara bagian Kerala di India. Hujan itu berlangsung hingga September 2001.
Lebih dari 500.000 meter kubik air
hujan berwarna merah tercurah ke bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan
yang berwarna merah itu disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan
menemukan sesuatu yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah
sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi!
Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan
India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya
hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas
curah hujan mereda hingga September.
Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya
berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju
yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Penduduk lokal juga
melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya
hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.